Norwegia adalah salah satu negara terkaya di dunia, secara konsisten menempati peringkat atas negara dengan pendapatan per kapita tertinggi. Sekilas, sumber daya minyak dan gas bumi dianggap sebagai alasan utamanya. Namun kunci kesuksesan Norwegia terletak pada tata kelola sumber daya alam (SDA) ini. Negara kaya SDA belum tentu berhasil menjaga kekayaannya, tetapi Norwegia berhasil mengubah pendapatan dari minyak menjadi kekuatan fiskal yang berkelanjutan. Dana abadi dalam bentuk dana pensiun dari pemerintah Norwegia memastikan generasi selanjutnya bisa ikut menikmati hasil investasi tersebut. Kisah ini tidak hanya tergantung dari sumber daya minyak, tapi sebuah bukti pemerintahan yang visioner, birokrasi yang efisien, dan investasi strategik dari berbagai industri.
Institutional Building sebagai Pondasi
Kesuksesan Norwegia tidak mungkin terjadi tanpa kesadaran bahwa SDA yang berharga pasti ada habisnya dan perlu dikelola dengan baik. Jauh sebelum ditemukannya minyak di North Sea, Norwegia sudah memiliki institusi negara yang stabil dan bersih. Mereka dapat mengelola sumber daya dengan baik, contohnya dengan tenaga hidro dari air terjun.
Kita bisa menarik kembali institusi baik ini dari jaman Viking. Miskonsepi umum adalah semua Viking adalah prajurit, kadang sebagai perompak. Padahal, kebanyakan Viking adalah petani dan salah satu tradisi Viking adalah “ting”. Kata ini mungkin dapat diartikan sebagai musyawarah dalam menentukan kebijakan publik, menjadi asal usul parlemen Norwegia modern “Storting”. Penyair Norwegia, Henrik Wergeland menggunakan legenda bahwa petani berdaulat sebagai landasan masyarakat Norwegia yang egaliter.
Kondisi geografis Norwegia sangat sulit dengan musim dingin yang panjang dan musim panas yang singkat, sulit sekali adanya akumulasi kekayaan. Tanpa akumulasi kekayaan, tidak ada feudalisme, sehingga elit Norwegia pada zamannya adalah birokrat dan kaum terdidik. Untungnya, mereka tidak tertarik untuk mengisi kantungnya dengan harta walaupun berkuasa cukup lama, sebelum digantikan pemerintahan yang liberal.
Revolusi Industri dan Birokrasi
Norwegia menganut sistem keuangan terbuka, melalui pertambangan dan perkayuan. Sejak tahun 1870, Norwegia sudah mempunyai penghasilan per kapita yang tinggi dibandingkan negara Eropa lainnya. Industrialisasi Norwegia dipicu oleh perusahaan Norsk Hydro, yang menggunakan air terjun sebagai sumber tenaga hidro yang mempionirkan pupuk buatan hasil reaksi dari nitrogen di atmosfer. Proses ini (Birkeland-Eyde) memakan banyak energi, sehingga sangat bergantung oleh listrik murah dari tenaga hidro. Industri pupuk akhirnya mendapatkan kompetitor dari Jerman melalui proses Haber-Bosch yang lebih efisien.
Industri berbasis tenaga hidro dikendalikan dengan baik oleh pemerintah. Sebelum revolusi industri, pemerintah dikendalikan oleh blok petani. Kelas pekerja mulai muncul di area urban yang berkembang pesat karena munculnya industri logam, pupuk, dan lain lain. Partai buruh dan partai konservatif berhasil menemukan titik tengah dengan kesejahteraan sosial di mana semua menikmati jaminan sosial, kesehatan, pendidikan, dan upah yang layak. Konsep musyawarah dan kompromi menjadi landasan utama dari institusi yang bersih, berbasis meritokrasi yang mampu mengelola dana besar untuk membiayai sistem kesejahteraan sosial ini.
Kompromi harus diberikan juga dari partai buruh agar pasar ekonomi bebas dapat menghasilkan kapital yang cukup. Norwegia memiliki pondasi pemerintahan yang kuat saat minyak ditemukan di North Sea pada tahun 1969. Pendapatan dari minyak bumi pada puncaknya berkontribusi terhadap 70% dari hasil ekspor Norwegia. Melalui pengalaman dengan industri tenaga hidro, birokrat dan pemangku kebijakan Norwegia mengerti bahwa kekayaan ini bisa menghasilkan ketimpangan sosial. Maka dari itu, mereka mulai berpikir jangka panjang dan pada tahun 1990, Norwegia membangun dana abadi pensiunan untuk mengelola hasil minyak bumi mereka.
Kesimpulan
Sekarang, dana abadi Norwegia sudah bernilai 1.7 triliun dolar Amerika Serikat. Pemerintah Norwegia dapat menggunakan 3% dari nilai ini untuk anggaran belanja negara. Limitasi ini memastikan pemerintah tidak dapat menarik terlalu banyak dana abadi sehingga generasi masa depan akan selalu mendapatkan bagiannya. Dana ini juga diinvestasikan di berbagai negara dan ribuan perusahaan, sehingga tidak lagi tergantung terhadap industri perminyakan. Perusahaan ini juga menghindari perusahaan yang melanggar HAM dan merusak lingkungan. Strategi fiskal ini mampu membiayai berbagai pelayanan publik seperti kesehatan dan pendidikan di tengah fluktuasi harga minyak.
Selain itu, tenaga hidro masih digunakan untuk menghasilkan listrik untuk keperluan rumah tangga dan industri. Industri maritim, energi terbarukan, dan perusahaan perintis mulai bermunculan, terutama di bidang energi dan teknologi lingkungan. Perjalanan Norwegia masih panjang untuk melepaskan diri dari pendapatan minyak, 20% dari GDP dan setengah dari ekspor masih berasal dari minyak dan gas bumi. Namun, kisah ini merupakan pelajaran bagi negara-negara kaya akan SDA untuk mengutamakan institusi berbasis meritokrasi, yang mendorong inovasi, dan mampu mengubah aset SDA menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan.
Helsinki, 18 Februari 2025
Josef Stevanus
Disclaimer: Tulisan ini merupakan kombinasi antara esai saya untuk mata kuliah “Norwegian Society, Culture, and Language” di University of South-Eastern Norway dan Perplexity Deep Research
https://www.perplexity.ai/search/explain-why-norway-is-now-a-ri-veli4A2qRn6zKwWI4.1bgA
[1] “Norway’s Flag: The Evolution of a Norwegian Icon – Life in Norway. https://www.lifeinnorway.net/norway-flag/ (accessed May 30, 2022).
[2] “Viking — Britannica Academic.
https://academic.eb.com/levels/collegiate/article/Viking/75341 (accessed May 30, 2022
[3] M. Fasting and O. Sorensen, The Norwegian Exception?: Norway’s Liberal Democracy Since 1814. La Vergne: La Vergne: Hurst Publishers, 2021.
[4] “Putting people first – Oppdal Venstre. https://www.venstre.no/artikkel/2016/02/08/venstre-in-english/ (accessed May 30, 2022).
[5] “The Economic History of Norway.” https://eh.net/encyclopedia/the-economic-history-of-norway/ (accessed May 30, 2022).
[6] “History in brief.” https://www.hydro.com/en/about-hydro/company-historycontent/history-in-brief/ (accessed May 30, 2022).
[7] K. Halvorsen, Work, oil and welfare : the welfare state in Norway. Oslo: Universitetsforl., 2008.