Pada tanggal 22 Desember 2018, 13:56 UTC, terjadi gelombang Tsunami yang disebabkan oleh Gunung Anak Krakatau yang diduga karena letusan gunung berapi tersebut. Saat bencana ini terjadi, sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) tidak memiliki mekanisme untuk menjalankan perhitungan prediksi tinggi muka air dari letusan gunung berapi. Untuk memperkuat peringatan dini, pemerintah Indonesia menerapkan sistem peringatan yang mampu memberikan informasi terkini dari perubahan ketinggian muka air laut yang dapat menunjukkan gelombang Tsunami akibat letusan gunung berapi, agar dapat diberikan peringatan dini.
Sumber: TAD – IDSL-301 (europa.eu)
Joint Research Center Uni Eropa bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengembangkan sistem peringatan baru. Sistem ini mengadopsi instrumen pengukuran Tsunami secara real-time yaitu Inexpensive Device for Sea Level Monitoring (IDSL) yang dikembangkan oleh JRC untuk memberikan data tinggi muka air laut secara 24/7 dan memberikan peringatan kemungkinan terjadinya Tsunami. Perangkat IDSL hibah dari JRC ini dimiliki oleh KKP dan datanya dapat diakses melalui TAD – Home (europa.eu)
Saat mengembangkan RECTO Tsunami, data ini juga dipakai untuk melengkapi data tide gauge (InaTides) yang dimiliki oleh Indonesia yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Salah satu hasil dari pengembangan dashboard Tsunami tersebut adalah library pengambilan data dari TAD Server JRC dalam bahasa pemrograman Python. Instalasi dapat dilakukan dengan pip, seperti berikut ini:
$ pip install idsl-gauge
Informasi lebih lanjut dan contoh Jupyter Notebook penggunaan library dapat dilihat di link GitHub di bawah ini:
https://github.com/josefmtd/idsl-gauge
Referensi: