Modulasi Frekuensi (FM) adalah metode pemancaran radio yang paling populer, ditemukan oleh Edwin Armstrong pada tahun 1933. Pemancaran radio FM menggunakan modulasi frekuensi pita lebar (wideband), yang mampu menghasilkan suara fidelitas tinggi melalui pancaran sinyal radio, menghasilkan kualitas suara yang lebih baik daripada teknologi utama pemancar radio pada zamannya: modulasi amplitudo (AM). Modulasi frekuensi pita lebar masih sering digunakan sampai sekarang, di zaman telepon selularpun, fitur penerima radio FM tetap ada. Selain modulasi frekuensi pita lebar, modulasi frekuensi pita sempit (narrowband) juga masih umum digunakan seperti untuk radio komunikasi dua arah atau untuk radio amatir. Artikel ini akan membahas dasar-dasar dari modulasi frekuensi. Artikel ini adalah bagian dari seri FM yang akan membahas teori dan pendekatan praktis dari modulasi FM.
Modulation Basics
Modulasi dalam konteks telekomunikasi adalah sebuah proses pengubahan sebuah gelombang pembawa (carrier waveform) untuk membawa informasi (berupa sinyal baseband atau sinyal pemodulasi). Modulasi frekuensi adalah salah satu dari tiga jenis modulasi analog, yaitu: modulasi amplitudo, modulasi frekuensi, dan modulasi fasa.
Namun, modulasi frekuensi dan modulasi fasa umumnya dapat disembut “modulasi sudut”, menyisakan hanya dua jenis modulasi analog: sudut dan amplitudo. Penyatuan frekuensi dan fasa sebagai modulasi sudut disebabkan fasa dan frekuensi yang berhubungan erat, dan hubungan antara fasa dan frekuensi sudut dapat didefinisikan dengan persamaan berikut:
di mana adalah frekuensi sudut dan
adalah fasa.
Gelombang pembawa umumnya didefinisikan sebagai gelombang sinusoidal sehingga dapat direpresentasikan dengan persamaan berikut:
di mana adalah nilai sesaat dari gelombang pembawa sinusoidal,
adalah amplitudo dari gelombang pembawa,
adalah fasa sesaat dari gelombang pembawa, dan
adalah frekuensi sudut dari gelombang pembawa.
Frequency Modulation Waveform Generation
Modulasi frekuensi merupakan sebuah jenis modulasi sudut, sesuai dengan namanya, mengubah sudut dari sebuah gelombang pembawa () untuk membawa informasi dari sinyal baseband (
). Cara termudah untuk menghasilkan sinyal FM adalah dengan menggunakan Voltage Controlled Oscillator (VCO). Tegangan dari sinyal baseband
digunakan untuk mengatur frekuensi dari keluaran VCO (keluaran gelombang FM).

Gelombang sinyal baseband mengatur frekuensi sesaat dari gelombang FM, jika sinyal baseband 0, frekuensi sesaat dari gelombang FM menjadi sama dengan frekuensi pembawa , saat sinyal baseband bukan nol, frekuensi sesaat (
) dari sinyal FM dapat diekspresikan dengan persamaan:
di mana adalah sensitivitas modulasi atau gain dari VCO yang memiliki satuan Hz/V, dan
adalah deviasi frekuensi sesaat.
Karena fasa dapat dihasilkan dari persamaan frekuensi sudut, nilai fasa sesaat dapat direpresentasikan dengan persamaan:
Dengan mendapatkan fasa sesaat, persamaan sinyal FM didapatkan dengan memasukkan nilai fasa sesaat pada persamaan gelombang pembawa, sehingga menghasilkan persamaan:
Sinusoidal Analysis of FM Wave
Secara matematis, untuk menganalisa sinyal FM, umumnya sinyal baseband yang digunakan adalah sinyal satu frekuensi, yaitu sinyal sinusoidal dengan persamaan sebagai berikut:
di mana adalah amplitudo sinyal baseband dan
adalah frekuensi sudut dari sinyal baseband. Jika persamaan di atas disubstitusikan dengan persamaan sinyal FM, dapat dihasilkan persamaan:
Deviasi frekuensi maksimum () didapatkan dari sensitivitas modulasi atau gain VCO dan amplitudo dari sinyal baseband. Perbandingan antara deviasi frekuensi maksimum (
) dengan frekuensi sinyal baseband (
) adalah indeks modulasi,
. Sehingga, persamaan FM dapat diturunkan sebagai berikut:
Pada artikel selanjutnya, saya akan membahas fungsi Bessel dan pengunaannya untuk menganalisa sinyal FM.